Oleh: Ramen A Purba, S.Kom.,M.Kom.
Berbicara tentang duka tentunya banyak pihak yang akan menghindari bahkan tidak ingin mengalami suasana tersebut. Dalam kamus bahasa Indonesia, duka berarti susah hati atau sedih hati. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa duka merupakan suasana hati yang hancur dan sedih yang disebabkan karena mengalami kejadian yang tidak baik.
Saat ini Indonesia sedang berduka yang cukup dalam, ketika akhir tahun 2014 pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di laut pangkalan bun kalimantan. Kejadian tersebut merenggut korban jiwa yang tidak sedikit. Sebanyak 155 penumpang dan 7 awak menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Pesawat naas ini berangkat dari Surabaya menuju ke Singapura. Para korban yang rata-rata bertujuan ingin berlibur dan berjumpa keluarga harus berpisah dengan keluarga yang mereka sayangi. Betapa miris hati setiap kali menyaksikan informasi media yang memperlihatkan proses-proses pencarian dan evakuasi para korban. Semua pihak memberikan perhatian yang luar biasa terhadap kejadian ini. Tak hanya pemerintahan dalam negeri, negara tetangga juga turut berempati terhadap kejadian yang memilukan ini. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mencatat ada 16 negara yang membantu dengan teknologi canggih mereka.
Setiap kejadian tentu ada hikmah yang akan ditinggalkan atau diberikan. Demikian juga dengan kejadian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini. Begitu banyak spekulasi yang tiba-tiba muncul setelah jatuhnya pesawat ini. Banyak pihak yang mengeluarkan statement perihal jatuhnya pesawat. Bahkan ada pihak yang saling menyalahkan dan ada pihak yang seolah-olah mencari kambing hitam.
Apapun ceritanya harus ada pencerahan tentang kejadian ini. Jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini kembali memberikan pembelajaran penting terhadap industri transportasi tanah air. Dinas Perhubungan seperti di tembak habis dengan kejadian ini. Ada kesalahan yang tiba-tiba terungkap, seperti ilegalnya jadwal penerbangan yang tidak sesuai prosedur, ada yang bermain dalam pemberian ijin terbang, mungkin masih banyak lagi yang akan terbuka yang tentunya harus diselesaikan untuk menjadikan transportasi di Indonesia menjadi semakin baik lagi.
Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dituntut untuk bekerja keras di awal-awal tugasnya sebagai menteri. Pak Menteri harus menunjukkan kinerja yang baik seperti ketika memimpin PT. Kereta Api Indonesia.
Pembenahan Industri Transportasi
Sebagai Negara yang berkembang Indonesia sudah memiliki media transportasi yang lengkap. Sarana transportasi, darat, laut, dan udara sudah dimiliki oleh Indonesia. Masing-masing dipercayakan pengaturannya dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam Undang-undang No. 14 tahun 1992 dikatakan bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan strategis untuk memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkukuh ketahanan nasional, dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dari pernyataan tersebut terlihat jelas peranan sarana transportasi sebagai komponen penting dalam pembangunan. Oleh karenanya perlu perhatian dan perlakukan yang baik dari semua pihak dalam hal kemajuan dan keseragaman media transportasi ini.
Pembenahahan sarana transportasi tentunya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat merupakan amanah besar yang harus dijunjung tinggi oleh semua elemen di Negeri ini. Pembenahan sarana transportasi juga akan meminimalkan kejadian-kejadian yang membawa duka bagi Negeri ini. Banyak teknik dan trik pembenahan yang dapat dilakukan, mulai dari hal teknis sampai dengan pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM). Alangkah baik dan indahnya jika kita tidak lagi disuguhi dengan kejadian-kejadian duka yang lain karena terlambatnya pembenahan untuk sesuatu yang lebih baik. Kinerja semua pihak yang terlibat dalam industri transportasi yang dibutuhkan dalam hal ini.
Segera Berubah Sebelum Ber “Duka” Lagi
Perubahan yang baik akan membawa kehidupan yang baik. Tidak ada orang yang ingin berduka. Apalagi karena sesuatu yang tidak tepat. Duka memang merupakan rahasia ilahi yang tidak dapat ditebak atau diketahui oleh siapapun kecuali oleh Empunya kehidupan. Oleh karenanya perubahan dan pembelajaran yang cepat sangat dibutuhkan untuk menghindari duka-duka yang lain yang bisa saja dicegah.
Jangan kiranya duka yang membuat sistem menjadi terbuka.Jangan kiranya duka yang membuat sesuatu yang tidak baik menjadi kelihatan. Hendaknya duka membawa perubahan dan pembelajaran akan kelemahan yang hendaknya segera diselesaikan.
Pemerintahan Jokowi-JK akan memasuki masa 100 hari kerja. Hendaknya duka yang terjadi di AirAsia QZ8501 membawa pembelajaran untuk kehidupan Bangsa Indonesia yang lebih mapan khususnya dalam bidang sarana transportasi.
Akan banyak evaluasi yang disampaikan oleh berbagai pihak dalam hal kejadian dalam bdang transportasi ini. Tetapi hendaknya pihak-pihak terkait dapat mengambil nilai positif yang membangun. Kedewasaan diri sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan perubahan. Kehidupan rakyat dan kesejahteraan rakyat Indonesia bukan hanya untuk hari ini dan esok.
Tetapi untuk generasi kini dan generasi yang akan datang. Mari semua elemen bersinergi dalam hal positif untuk sesuatu yang indah kedepan. Hendaknya duka AirAsia memberi pelajaran yang baik untuk sesuatu yang lebih baik kedepan. Kita sebagai rakyat juga turut mendoakan agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan kepentingan rakyat tetap menjadi yang nomor satu.***
Penulis adalah Staf UPT LPPM Politeknik Unggul LP3M Medan
Artikel ini telah dimuat di Harian Analisa edisi Kamis, 15 Januari 2015
http://analisadaily.com/opini/news/duka-pembawa-perubahan/98582/2015/01/15